Hindari memelihara cupang di botol selai!


Cupang (Betta sp.) memiliki nama populer Siamese Fighting Fish. Cupang dikenal sebagai ikan hias yang memiliki warna indah dan pemeliharaannya realtif mudah. Mudah? tunggu dulu....Walaupun cupang dapat hidup di lingkungan yang kecil dan kurang oksigenasi, kebanyakan orang beranggapan jika memelihara cupang cukup dengan menaruhnya di dalam botol selai berukuran <1 liter , akibatnya banyak ikan cupang peliharaan yang dipelihara di media botol selai menjadi stres dan mati. Hal inilah yang perlu kita bahas lebih lanjut.

Memelihara cupang di botol selai memang sudah cukup membuat ikan tetap hidup, tapi umur ikan tidak akan panjang. Jika melihat kebiasaan (behaviour) dari ikan cupang yang sangat teritorial, ikan cupang perlu ruang lebih untuk berenang dan berpatroli menjaga teritorialnya. Menaruh ikan cupang pada media dengan ruang gerak yang sempit dapat mengakibatkan ikan stres dan akhirnya mati.

Masalah baru timbul jika kita memelihara cupang di media yang terlalu besar, cupang akan lelah berpatroli di teritorial yang terlalu besar dan akhirnya menjadi stress kemudian mati. Jika media yang terlalu kecil dan terlalu besar dapat menimbulkan stress, lalu berapa ukuran media pemeliharaan yang sesuai untuk cupang?


Dari referensi yang saya baca, sebagian besar pemelihara cupang menyarankan untuk memelihara cupang dengan ukuran wadah minimal 5 – 10 liter, wadah  ini dinilai cukup untuk memberikan cupang cukup ruangan berpatroli sehingga tidak menyebabkan ikan kelelahan. 

Komentar

  1. Unknown8 Februari 2015 pukul 12.20

    Sok tau. Udah pernah liat peternak ikan dithailand. Coba liat diyoutube. Yg orangnya berdiri diatas botol...

    BalasHapus
  2. Unknown4 Agustus 2016 pukul 17.36

    Sotoy anda ini saya breedeer ikan cupang dan setahu saya ikan aman aman saja di dalam botol

    BalasHapus
  3. Unknown4 Agustus 2016 pukul 17.36

    Sotoy anda ini saya breedeer ikan cupang dan setahu saya ikan aman aman saja di dalam botol

    BalasHapus
  4. Unknown15 Maret 2018 pukul 04.20

    Aman dari mana nya mas, belajar dulu ikan cupang habitat asli dimana, berapa ukuran minimal jumlah air yang diperlukan.Ikan cupang memang kuat tp bukan berarti boleh dipelihara dalam botol selai, apalagi untuk dalam jangka panjang.

    BalasHapus
  5. Anonim5 Maret 2019 pukul 19.31

    Kalo aku sih paling toples plastik ukuran 5 liter,tinggi 25cm,lebar sih minimal 10 cm lah.

    BalasHapus
  6. Unknown5 Maret 2019 pukul 19.40

    Paling minim ya soliter dengan catatan ganti air teratur dan masalah soal botol selai saya agak gak setuju juga,jadi kalo miara cupang paling ya di soliter kalo mau capek ya ganti aer 3 hari sekali,endapin aernya,sama kasih daun ketapang deh.karena sesuatu yg bisa muat di toples selai bukan berarti bisa bertahan lama.#kritik bukan pujian juga bukan

    BalasHapus
  7. Anonim20 Maret 2019 pukul 20.41

    jangan lebayyyy,,,kenyataan dah membuktikan berlawanan dengan artikel anda,,,dan itu tdk 5/10 taun dan 5/10 org aja,,, anda juga tidak cocok hidup dirmh ukuran standard krn anda bs stress

    BalasHapus
  8. Unknown30 Maret 2019 pukul 23.17

    Saya malah pakai botol sirup,asal sering ganti air saja, itu sudah aman,hampir setaun saya pakai media ini

    BalasHapus
  9. Unknown19 Juni 2021 pukul 04.32

    SOK TAU LUH..Emangnya you pernah jadi ikan cupang..LOL

    BalasHapus
  10. Anonim30 November 2022 pukul 01.31

    Kalau saya sih pake botol sosis

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akuaponik, kombinasi akuakultur dan hidroponik

Gambar
Akuaponik adalah kombinasi akuakultur dan hidroponik yang bertujuan untuk memelihara ikan dan tanaman dalam satu sistem yang saling terhubung. Interaksi antara ikan dan tanaman menghasilkan lingkungan yang ideal untuk tumbuh sehingga lebih produktif dari metode tradisional (Rakocy et al. 1997). Penelitian tentang akuaponik dimulai oleh Universitas Virgin Island (UVI) sejak tahun 1971, penelitian berawal dari sulitnya memelihara ikan air tawar dan sayuran di pulau Semiarid, Australia. Hasil dari penelitian tersebut kemudian digunakan sebagai dasar pada sistem akuaponik untuk tujuan komersil, namun upaya pengembangan sistem ini masih mengalami banyak kendala, barulah pada tahun 1980-an sistem akuaponik mulai berkembang luas (Rakocy et al. 1997). Sampai tahun 1980-an, seluruh usaha dalam menggabungkan akuakultur dan hidroponik tidak semuanya berhasil, namun beragam inovasi yang dilakukan telah mengubah teknologi akuaponik menjadi salah sistem untuk memproduksi bahan makanan (Div
Baca selengkapnya

Pengaruh intensitas cahaya dan fotoperiode terhadap pertumbuhan dan respon stres pada anakan ikan nila (Oreochromis niloticus) dengan sistem budidaya resirkulasi (RAS)

Gambar
Oleh : Kui Wang a,b,c,1 , Kang Li a,b,c,1 , Liping Liu a,b,c,* , Cristina Tanase d , Rainier Mols d , Michiel van der Meer d a)       National Demonstration Center for Experimental Fisheries Science Education, Shanghai Ocean University, Shanghai, 201306, China b)       Shanghai Engineering Research Center of Aquaculture, Shanghai, 201306, China c)       International Research Center for Marine Biosciences at Shanghai Ocean University, Ministry of Science and Technology, Shanghai, 201306, China d)       Philips Lighting Aquaculture, AE Eindhoven, 5656, the Netherlands   1.     Pendahuluan Recirculating aquaculture systems (RAS) adalah sistem yang mengunakan kembali air setelah dilakukan perlakuan (treatment). Tujuan dari RAS adalah untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air dan ruang dan juga mengurangi dampak lingkungan budidaya (Dekker, 2009) melalui berbagai strategi, seperti mengendalikan dan mencegah limbah metabolit dan tinja (Auffret et al., 2013; Martins et al
Baca selengkapnya